Budidaya Mangga


Mangga, anda pasti sudah sangat akrab dengan buah satu ini. Rasanya manis, warna dagingnya orange, dan pohonnya sangat gampang ditemukan. Karena banyak dibudidayakan di pekarangan rumah.

Mangga sebetulnya bukan tanaman asli Indonesia. Mangga berasal dari India, kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, cukup banyak jenis mangga yang dibudidayakan.

Tetapi, yang paling banyak dikenal adalah mangga arum manis, golek, gedong, manalagi, cengkir, kemang, kweni, apel, kemang, dan embacang. Masing-masing memiliki rasa yang khas.

Embacang misalnya, karena rasanya asam lebih banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat sambal. Kweni, dikenal dengan aromanya yang sangat harum. Sedang arum manis karena dagingnya yang tebal dan rasanya yang manis.

Mangga tergolong tanaman yang sangat mudah dikembangbiakan. Namun, ia paling cocok untuk dibudidayakan di daerah dengan ketinggian maksimal 500 meter diatas permukaan laut (dpl) Atau daerah yang memiliki musim kering 3 bulan. Karena, jika ditanam di daerah basah, rawan diserang hama penyakit serta mengalami gugur bunga dan buah.

Tanah yang paling baik untuk budidaya mangga adalah tanah yang gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah seimbang. Dengan derajat keasaman (ph) 5,5 hingga 5,7. Jika ph dibawah kisaran tersebut, dapat disiasati dengan cara pengapuran menggunakan dolomit. (ibutani)