Budidaya Kopi Arabika


Kopi arabika merupakan salah satu jenis kopi yang paling banyak dibudidayakan. Selain produksi buahnya tinggi, rasanya yang mantap, juga karena nilai ekonomisnya yang relatif tinggi.

Kopi arabika dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki ketinggiah 700-2.000 meter dari permukaan laut (dpl). Dengan curah hujan 1.500-2.500 milimeter per tahun dan suhu udara 15 hingga 25 derajat celcius.

Agar kopi arabika yang dibudidayakan dapat tumbuh baik dan memberikan hasil maksimal, penentuan lahan merupakan salah satu faktor penting. Kopi arabika akan tumbuh secara baik pada tanah yang memiliki kemiringan kurang dari 45 derajat dengan kedalaman efektif lebih dari 100 cm. Tekstur tanah berlempung dengan struktur lapisan atas remah.

Penyiapan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk menanam kopi arabika harus betul-betul bersih. Baik dari bekas pohon atau tunggul beserta akarnya, tanaman perdu, dan gulma. Khusus untuk lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 15 derajat, perlu dibuat teras-teras.

Setelah lahan siap, tahap selanjutnya adalah membuat ajir. Ajir merupakan garis pedoman untuk membuat lubang tanam. Jarak antar bakal lubang 1,5 meter x 2 meter.

Setelah ajir siap, selanjutnya adalah membuat lubang tanam. Ukuran lubang sangat tergantung tekstur tanah. Makin berat tanah, ukurannya semakin besar. Namun, lazimnya lubang dibuat dengan ukuran 60 X 60 X 60 cm.

Pembuatan lubang ini dilakukan 6 bulan sebelum tanam. Untuk tanaman yang kurang subur dan kadar bahan organiknya rendah, ditambahkan pupuk hijau dan pupuk kandang.

Tutup lubang tanam, 1 – 3 bulan sebelum ditanam kopi dan di jaga agar batu-batu, cadas dan sisa-sisa akar tidak masuk kedalam lubang tanam.

Selama persiapan lahan, pada areal yang kosong dapat ditanami beberapa jenis tanaman semusim, misalnya kedelai, ubi jalar, jagung, kacang-kacangan. Jenisnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan petani, peluang pasar dan iklim mikro yang ada. (ibutani)