Salah satu rambutan yang paling banyak penggemarnya adalah rambutan binjai. Rasanya yang manis dan segar, daging buah yang tebal dan kering, ngelotok dengan kulit ari biji melekat pada biji, menjadikan rambutan ini banyak dicari.

Rambutan merupakan tumbuhan dataran rendah. Ia sangat cocok untuk dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Rambutan dikenal sebagai tanaman daerah iklim basah, dengan curah hujan 1.500-3.000 milimeter per tahun.

Budidaya rambutan biasanya dilakukan dengan teknik okulasi. Batang bagian bawah (bibit semai) biasanya diambil dari rambutan sinyonya. Umur batang bawah disarankan antara 6-8 bulan.

Mata tempel diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai menua. Dengan mata tempel yang masih tidur. Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang akan digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum cabang dipotong.

Cara menanamnya sangat terbilang mudah. Lahan yang sebelumnya telah diolah dibuat lubang ukuran 60cm x 60 cm dengan kedalaman 50 cm. Jarak antar lubang disarankan 10 meter x 12 meter.

Selanjutnya, isi lubang itu dengan pupuk kandang, dosisnya 40 kilogram  per lubang tanam. Jika lahan memiliki tingkat keasaman (ph) kurang dari 5, anda perlu menambahkan kapur mati atau abu dapur.

Bibit ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, atau berumur lebih dari delapan bulan. Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36, dan KCI, dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali. Sesudah tanaman berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK hingga 500-1.000 g per pohon. (ibutani)