Belimbing, siapa tak kenal buah yang kalau diiris menghasilkan potongan berbentuk bintang segi lima ini. Rasanya yang manis dan sedikit asam banyak digemari wanita. Apalagi kalau bukan untuk membuat rujak, heem......

Belimbing pada dasarnya termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Namun, dia dapat tumbuh dan memproduksi buah berkualitas baik jika ditanam pada lahan yang memiliki ketinggian antara 0-500 meter dari permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapatkan cukup sinar matahari.

Jenis tanah yang paling pas untuk budidaya belimbing adalah tanah gembur dengan sistem drainase baik, dan dapat menahan air.

Untuk mendapatkan bibit belimbing, bisa dilakukan dengan menyemai biji, menggunakan teknik mencangkok, atau okulasi. Akan tetapi, pada umumnya bibit belimbing yang baik didapatkan dari hasil mencangkok atau okulasi. Karena jika melalui biji ada kemungkinan bibit yang dihasilkan menyimpang dari induknya.

Menurut para ahli, waktu yang paling baik untuk menanam belimbing adalah pada saat awal musim penghujan. Bibit ditanam dengan jarak antara pohon satu dengan yang lain kira-kira 6 meter persegi.

Belimbing, cukup rentan terkena gangguan hama, terutama lalat buah. Karena itulah, ketika mulai berbuah, sebaiknya buah tersebut dibungkus dengan kertas, kain, daun, dan lain-lain yang bisa melindunginya.

Untuk menghasilkan buah dengan ukuran besar, anda dapat melakukan teknik penjarangan. Tindakan itu sebaiknya dilakukan ketika buah sudah berukuran kurang lebih sama dengan besar telur ayam. Ini supaya buah yang dipilih sudah betul-betul kuat tangkainya.

Dari sisi ekonomi, belimbing termasuk tanaman buah yang cukup prospektif. Karena dia dapat berbunga sepanjang tahun hingga hasilnya bisa dipetik hingga 3 kali dalam setahun. Cukup menarik bukan ?