Seledri selain untuk menambah aroma dan citarasa masakan juga memiliki khasiat obat. Karena itu banyak yang tertarik untuk membudidayakannya, apalagi tanaman ini tidak membutuhkan lahan yang sangat luas. Anda juga tertarik ? mudah-mudahan ini bisa membantu anda.

Pertama yang anda butuhkan untuk budidaya seledri tentu saja adalah benih. Benih bisa diperoleh melalui biji dan vegetatif atau anakan. Untuk produksi yang banyak, perbanyakan dengan benih sangat cocok.

Setelah benih, berikutnya adalah lahan. Seledri membutuhkan tanah subur, gembur, mengandung bahan organik, mampu menahan air dan berdrainase baik dengan pH tanah antara 5,5-6,5.

Cara mengolahnya, tanah dicangkul sedalam 20-30 cm biarkan selama 15 hari, jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan, dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah, pemberian 2-3 minggu sebelum tanam.

Setelah itu buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai lahan, dan jarak antar bedengan 50 cm. Jangan lupa, beri naungan berupa alang-alang atau jerami dengan tinggi 1-1,5 m.

Persemaian
Benih disemai pada bedengan di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm, sebelum disemai, benih direndam dalam air hangat (50oC) atau dalam larutan Frevicur N dengan konsentrasi 0,1 % selama + 2 jam, kemudian dikeringkan.
Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab.
Untuk menjaga kelembaban persemaian ditutup dengan alang-alang atau jerami dan ditinggikan tutup tersebut apabila kecambah telah tumbuh.

Penanaman
Setelah + 40 hari atau telah berdaun 3-4 helai cabut bibit seledri yang sehat dengan akarnya. Potong sebagian akar, kemudian rendam dalam larutan pestisida Benlate atau Derosol pada konsentrasi 50% sekitar 15 menit.
Pindahkan bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan, satu bibit per lobang tanam, dengan jarak tanam: 25 x 30 cm; 20 x 20 cm atau 15 x 20 cm (tergantung varietas) dan padatkan tanah disekitar batang. Siram bedengan sampai lembab.

Pemeliharaan Tanaman
Jika ada tanaman yang mati lakukan penyulaman 7-15 hari setelah tanam.
Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, penyiangan berikutnya disesuaikan dengan keadaan gulma.
Di awal masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, berikutnya dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu tergantung dari cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan atau tergenang air (becek).

Pemupukan
Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, yaitu pupuk kotoran ayam dengan dosis 20.000 kg/ha sebaiknya pupuk kompos organik hasil fermentasi dengan dosis 4 kg/m2, diaduk dengan tanah permukaan bedengan.
Pada umur 2 minggu setelah tanam berikan pupuk N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg/ha secara larikan dibarisan tanaman.
Pupuk susulan berikutnya larutkan 2-3 kg pupuk NPK Mutiara ke dalam 200 liter air dan berikan secara kocor diantara barisan tanaman, hal ini dapat dilakukan selama tanaman masih produksitf dengan interfal 7 hari satu kali pemberian.
Dapat juga diberikan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 yang dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam dengan interval 10 hari satu kali.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang ditemui seperti ulat tanah, keong, kutu daun tungau. Hama dapat dihilangkan secara mekanik yaitu dipungut dengan tangan.
Penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bercak cercospora, bercak septoria, virus aster yellow. Pengendalian dilakukan mulai dari persemaian hingga panen, jika terpaksa gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

Panen
Seledri dapat dipanen setelah berumur 40 sampai dengan 150 hari setelah tanam (tergantung varietas).
Saledri daun dipanen 4-8 hari sekali..
Seledri potong dipanen dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang.
Seledri umbi dipanen dengan memetik daun-daunnya dan dilakukan secara periodik sampai tanaman kurang porduktif.