Jahe merupakan tanaman obat yang sedang naik daun, karena itu banyak petani yang tertarik untuk membudidayakannya. Apalagi, saat ini kebutuhan akan jahe untuk bahan baku jamu terus meningkat, seiring kebijakan pemerintah yang ingin mengintegrasikan jamu ke dalam sistem kesehatan nasional.
Nah, kesempatan yang baik bukan ? Sebelum membudidayakan jahe, ada baiknya belajar sejarah singkatnya terlebih dulu. Supaya nanti jika ditanya bisa menjawab dengan benar, hehehehe.
Jahe merupakan tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari kawasan Asia Pasifik. Jahe banyak tersebar di India dan Cina, sehingga kedua negara tersebut disebut-sebut sebagai yang pertama memanfaatkan jahe.
Jahe biasa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman karena bisa memberikan efek menghangatkan badan dan mengusir masuk angin, bumbu masak, dan bahan baku obat tradisional atau jamu.
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.
Social Plugin