Gerakan kembali ke alam semakin marak disuarakan belakangan ini, sebagai bentuk 'perlawanan' terhadap penggunaan bahan kimia yang semakin meluas. Tidak terkecuali dalam hal pangan, yang paling mencolok adalah gerakan untuk kembali ke produk pangan organik.

Selain beras, sayuran adalah salah satu yang menjadi fokus gerakan pertanian organik itu. Kekhawatiran akan dampak merugikan dari penggunaan pestisida, herbisida, fungisida, bakterisida dan pupuk kimia merupakan salah satu pemicunya.

Tapi persoalannya, sebagian besar lahan pertanian yang ada saat ini sudah memiliki ketergantungan pada yang namanya bahan kimia, terutama untuk mempertahankan tingkat kesuburannya. Sebagai reaksi sekaligus solusi akan kondisi itu, maka lahirlah gerakan penggunaan pupuk organik.

Akan tetapi, lagi-lagi muncul persoalan baru. Ketersediaan pupuk organik di pasaran masih belum memadai. Bagaimana pun hukum supplay and demand berlaku di sini. Solusinya, ya harus membuat pupuk organik sendiri.

Membuat pupuk organik sendiri sebetulnya tidak terlalu sulit, apalagi bahan-bahannya bisa diperoleh dari lingkungan sekitar. Berikut saya sarikan petunjuk singkatnya sebagaimana dimuat dalam tulisan di http://indotanam.blogspot.com.

Membuat Bakteri
Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk membuat pupuk organik adalah menyiapkan bakteri. Caranya, kumpulkan buah-buahan yang sudah masak 5 kg, tetes tebu atau gula pasir  ¼ kg. Buah-buahan itu ditumbuk, diparut, atau digiling sampai menjadi bubur.

Kemudian peras dan ambil sarinya lalu tambahkan tetes tebu atau larutan gula. Campur sampai rata dan kemudian simpan dalam wadah yang ditempatkan di lokasi tertutup (tidak kena sinar matahari) selama kurang lebih 2 minggu. Bila berhasil, larutan tadi akan mengeluarkan bau yang harum namun agak masam.

Agar bakteri yang telah dihasilkan itu bisa digunakan dalam kurun waktu yang lama, maka harus dibiakkan. Caranya ambil cairan berisi bakteri sekitar 1 liter. Daun dari tumbuhan tidak bergetah 1-2 kilogram, terasi 1/2 kilogram dan larutan dengan air secukupnya, gula pasir atau tetes tebu 1 kilogram (larutkan), kotoran ternak 30 kilogram, dan air secukupnya.

Masukkan kotoran hewan dan dedaunan tadi ke dalam drum khusus, tambahkan larutan gula, terasi, dan cairan berisi bakteri. Tambahkan air hingga permukaannya tergenang. Tutup drum dan biarkan selama 8-10 hari.

Kalau sudah, ambil media pembiakan lalu peras dan saring airnya. Simpan di dalam botol adan taruh ditempat yang tidak terkena matahari. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan 1-2  liter dan tambahkan air, terasi, larutan gula dengan perbandingan yang sama sambil diaduk-aduk dan tutup kembali wadah tersebut. Setelah 8-10 hari bakteri sudah berkembang biak dan siap digunakan.

Bakteri yang sudah dibiakkan itu bisa digunakan untuk membuat kompos, atau langsung digunakan sebagai pupuk cair.