T |
Beberapa tahun terakhir, pertanian
organik mulai menjadi idola baru dalam dunia pertanian. Seiring dengan
meningkatknya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangaN
sehat yang aman dan bebas dari bahan-bahan kimia, produk pertanian
organik juga semakin berkembang. Gaya hidup sehat dan preferensi
konsumen yang demikian telah menyebabkan permintaan produk pertanian
organik meningkat dengan pesat.
Pertanian organik adalah teknik budidaya
pertanian yang mengandalkan penggunaan bahan-bahan alami tanpa
menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Pertanian organik merupakan
sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan
(harmoni) dengan sistem alami dengan memanfaatkan dan mengembangkan
semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani.
Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Pertanian organik
mensyaratkan adanya jaminan bahwa produk pertanian harus aman
dikonsumsi, kandungan gizinya tinggi dan ramah lingkungan.
Produk pertanian yang selama ini identik
dengan penggunaan bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida
kimia mulai digantikan dengan pertanian organik yang memanfaatkan bahan
alami sebagai bahan pestisida dan obat-obatan untuk tanaman. Pembuatan
bahan alami untuk pestisida dan obat-obatan pertanian cukup mudah
dilakukan dan hanya memerlukan ketelatenan. Selain itu biayanyapun juga
sangat murah. Sehingga apabila mau ditekuni secara sungguh-sungguh,
pertanian organik merupakan peluang usaha yang sangat prospektif untuk
dikembangkan oleh petani. Dengan modal usaha yang kecil petani dan
kelompok usaha kecil bisa memanfaatkan bahan alami sebagai bahan
pestisida dan obat-obatan tanaman. Berikut adalah beberapa pestisida
hayati yang dapat dibuat sendiri untuk pertanian organik.
Ekstrak daun sirsak sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan kutu daun
Salah satu bahan alami yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah daun sirsak yang dapat
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida hayati untuk
mengendalikan hama kutu daun dan juga thrips. Pestisida hayati ini dibuat dari bahan utama daun sirsak. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Cara pembuatan:
Cara penggunaan/ pemakaian:
Masukkan campuran pestisida dengan air
ke dalam tangki sprayer, lalu semprotkan pada tanaman. Waktu
penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00 atau
sore hari dari jam 15.00 hingga maghrib. Penyemprotan dapat dilakukan 2
kali dalam seminggu. Yang perlu diingat pada penggunaan ekstrak sirsak
ini adalah bahwa pemakaian harus dilakukan beberapa kali, jangan hanya
satu kali. Sebab pemakaian secara rutin akan dapat senantiasa melindungi
dan mencegah tanamam dari hama kutu daun dan thrips. Ekstrak daun
sirsak dapat disimpan hingga 12 bulan sejak dari pembuatan. Namun
demikian sebaiknya segera digunakan agar dapat memberikan manfaat secara
maksimal.
Ekstrak daun nimba sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan kutu sisik
Bahan alami lainnya yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida hayati adalah daun
nimba. Pestisida hayati ini dapat digunakan untuk mengendalikan kutu
sisik pada tanaman. Bahan-bahan yang digunakan:
Cara pembuatan:
Cara penggunaan/ pemakaian:
Larutan yang dihasilkan dapat diberikan
pada tanaman secara rutin sebab aman dan tidak memberi efek negatif
terhadap tanaman. Selain dapat digunakan sebagai pestisida untuk
mengendalikan kutu sisik, ekstrak nimba dapat juga berfungsi untuk
menghilangkan jelaga pada buah jeruk. Aplikasi dapat dilakukan 2 kali
dalam seminggu. Seperti halnya ekstrak daun sirsak, ekstrak daun nimba
juga sebaiknya segera digunakan setelah selesai pembuatan. Namun
seandainya terpaksa harus disimpan, maka penyimpanan dapat dilakukan
selama 12 bulan.
Ekstrak daun pepaya sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman
Daun pepaya memiliki kandungan bahan
aktif papain yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama
penghisap tanaman. Untuk memanfaatkan daun pepaya menjadi pestisida
alami, daun pepaya dibuat ekstrak yang dicampurkan dengan minyak tanah
dan
detergen. Pestisida alami dari ekstrak
daun papaya memiliki beberapa manfaat, antara lain dapat digunakan untuk
mencegah hama seperti aphis, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta
berbagai jenis serangga. Bahan-bahan yang digunakan adalah :
Cara pembuatan:
Pestisida alami dari daun pepaya (Carica papaya) dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Aplikasi:
Larutan hasil saringan dapat langsung diaplikasikan ke tanaman dengan cara menyemprotkan larutan ke tanaman.
Trichocompos sebagai pestisida hayati untuk mengendalikan diplodia
Serangan penyakit diplodia merupakan
masalah utama yang dihadapi oleh hampir sebagian besar petani jeruk di
Kalimantan Selatan. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan penyakit diplodia ini. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan penggunaan Trichocompos yaitu pupuk kompos/ pupuk kandang
yang mengandung Trichoderma harzianum.
Trichocompos dioleskan sebanyak 3-4 kali
pada batang tanaman jeruk yang terserang diplodia. Aplikasi dilakukan
setiap 15 hari sekali.
Umbi gadung sebagai pestisida hayati untuk memandulkan dan membunuh tikus
Serangan tikus (Ratus argentiventer)
merupakan salah satu masalah utama yang banyak dijumpai oleh petani
padi dan menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan
maupun hasil pertanian dalam penyimpanan.
Cara pembuatan:
Aplikasi:
Pelet tersebut disebarkan di pematang sawah, disarang atau dilubang-lubang tikus.
Catatan: jika bahan gadung diganti dengan gadung racun, maka dapat digunakan untuk membunuh tikus.
___________________
Sumber : INFOTEKTAN BPTP KALIMANTAN
SELATAN Nomor: 02/ZHH-FN/TP & Horti/2012. Disarikan dari: Koswara
Wijaya, Ir. Pestisida Nabati.
//petaniwahid.blogspot.com/2008/08/ramuan-pestisida- nabati.html dan
C:\Nanik\LIPTAN-PESTISIDA.doc.200
|
Social Plugin