Penyediaan Bahan Tanam Kakao Menggunakan Teknologi Somatic Embryogenesis

Dalam rangka penyediaan bahan tanam kakao unggul untuk Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional, Direktorat Jenderal Perkebunan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada tanggal 14 Januari 2009 telah mengadakan pertemuan di Jember dengan acara Diskusi Ilmiah mengenai penyediaan bahan tanam kakao unggul klonal dengan teknologi Somatic Embryogenesis (SE).
Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal Perkebunan dan dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR-RI; anggota DPRD Jawa Timur; staf kantor Wapres; Kepala Dinas yang membidangi perkebunan provinsi pelaksana Gerakan; Dewan Kakao Indonesia; pakar ilmu pemulia tanaman dari 8 (delapan) Perguruan Tinggi (Institut Pertanian Bogor, Universitas Hassanuddin, Universitas Tadulako, Universitas Haluoleo, Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, dan Universitas Islam Makassar) dan pemangku kepentingan kakao lainnya.
Penyediaan bahan tanam kakao unggul klonal dengan teknologi SE merupakan metode mutakhir dari teknik kultur jaringan melalui proses embryogenesis, sementara teknik kultur jaringan yang kita kenal selama ini adalah melalui proses organogenesis.
Ciri utama dari proses SE adalah pembentukan struktur massa/struktur bipolar dari eksplan somatic yang akhirnya membentuk kecambah dengan titik tumbuh akar dan daun pada masing-masing ujungnya secara serempak, sehingga tanaman klonal yang dihasilkan morphologinya sangat mirip dengan tanaman yang dikembangkan secara generatif (biji) dan dicirikan dengan terbentuknya akar tunggang adanya struktur jorket dan sifat genetik sama dengan induknya. Perbanyakan tanaman kakao klonal dengan teknik SE sangat menguntungkan karena sifat-sifat unggul dari induk tanaman diturunkan sama persis kapada hasil perbanyakannya. Sedangkan proses organogenesis ditandai dengan pembentukan struktur unipolar yaitu pembentukan titik tumbuh daun atau akar terbentuk secara terpisah, sehingga tanaman klonal yang dihasilkan morphologinya mirip dengan tanaman yang dikembangkan secara vegetatif (setek).
Teknologi SE yang diadop oleh Puslit Koka adalah merupakan teknologi yang telah dikembangkan oleh Nestle Research Centre-Tours-Perancis dan sudah dikaji mendalam sehingga layak untuk diterapkan secara massal. Perbanyakan tanaman dengan teknik SE di Puslit Koka akan menggunakan klon-klon kakao unggul yang telah direkomendasi oleh Puslit memiliki dayahasil tinggi dan tahan atau toleran terhadap penyakit utama kakao khususnya Vascular Streak Dieback (VSD).
Pertemuan dan kerjasama dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan tanam kakao program Gernas yang jumlahnya tidak sedikit dengan sebaik-baiknya. Kesiapan bahan tanam merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan gerakan yang telah dicanangkan. Dalam pertemuan tersebut sekaligus dilakukan sosialisasi dan diskusi tentang Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional.
Program Gernas akan dilaksanakan selama 3 tahun (2009-2011) yang antara lain bertujuan meningkatkan citra kakao Indonesia di pasar dunia sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani dan devisa negara. Oleh karena itu Dirjenbun mengharapkan kepada semua instansi terkait dan pemangku kepentingan kakao untuk mendukung gerakan dimaksud.